LEBARAN KETUPAT DAN MAKNA FILOSOFINYA

Seperti biasa hari ketujuh setelah lebaran Iedul Fitri di desa biasanya  merayakan "lebaran ketupat". Kami diajarkan untuk membuat sendiri ketupat kosongnya dari daun kelapa yang muda atau disebut JANUR. berbagai macam jenis ketupat kami bikin dan berlomba cepat membuatnya. Biasanya kami memasak ketupat, lepet, lontong, sambal goreng hati, sate, gule, opor dll. Eyang Kakung saya sering menjabarkan makna yang terkandung oleh ketupat dan kawan2nya. Diantaranya :

1. KETUPAT
Dalam bahasa Jawa sering disebut KUPAT, yaitu tanda simbolis NGAKU LEPAT... Ngaku salah. Di hari lebaran biasanya kita saling memaafkan agar tidak ada beban salah lagi. Juga bisa dimaknai LAKU PAPAT, yaitu Lebaran, Luberan,  Leburan, Laburan. 
Lebaran, selesai menjalankan laku puasa. Luberan, laku puasa yang memberikan banyak kelebihan kebaikan. Leburan, melebur semua dosa dengan saling memaafkan. Laburan, kembali putih bersih, suci bagai dilabur putih.

2. LEPET
Makanan terbuat dari beras ketan yang dibungkus daun kelapa muda ini sangat enak, sedap karena dikasih kelapa muda.
Lepet memiliki makna SILEP SING RAPET, ditutup atau disembunyikan yang RAPET. Segala kesalahan yang sudah saling dimaafkan jangan lagi diumbar, disimpan rapat2. Mikul duwur mendhem Jero. Yang sudah biarlah berlalu jangan lagi diungkit2.

3. LONTONG
Terbuat dari beras, namun dengan bungkus daun pisang. Lontong.... OLONE DADI KOTHONG. artinya.... Jeleknya menjadi kosong. Kembali bersih. Seperti bayi yang baru terlahir kembali.
Setelah NGAKU LEPAT (KUPAT), lalu LEPET .. Disilep sing RAPET, saling memaafkan dan menyimpan kesalahan yang LALU, maka OLONE DADI KOTHONG (LONTONG)...kembali bersih. 

KUPAT, Lepet, Lontong.... Ternyata memiliki makna filosofi yang bagus dan mendalam ya.
Bukan orang jawa kalo belum bisa mengambil makna filosofi ketiganya.

Mangga..... Dinikmati Ketupat, Lepet dan Lontongnya.....

Salam damai penuh kasih
(Ida Sekar Kinasih)

(*Rudi)