PRAWITA GENPPARI Peringati Harlah Ke - 3 Secara Sederhana
- Redaksi
- Kamis, 05 Mei 2022 10:37
- 71 Lihat
- Berita Umum
BANDUNG l Budaya Indonesia - Tepat padi hari Rabu tanggal 27 April 2022 organisasi perkumpulan Pegiat Ragam Wisata Nusantara (Prawita) yang memiliki program utama Gerakan Nasional Pecinta Pariwisata Indonesia (GENPPARI) tepat merayakan hari kelahiran organisasi tersebut yang ke 3 di RUMPPI Bandung. ( 4/5/2022 )
Kegiatan dilakukan sangat terbatas dan sangat sederhana dengan tetap mematuhi aturan protokol kesehatan yang ketat. Pengurus Pusat hanya mengundang para pengurus pusat yang dinilai aktif dan memiliki dedikasi pada organisasi serta jiwa dan semangat pengabdian di bidang kepariwisataan, seni budaya dan UMKM. Sementara di tingkat propinsi (DPW) dan kabupaten / kota (DPD) dilakukan di masing – masing daerah sesuai dengan tema untuk “Mewujudkan Keperiwisataan Indonesia Menjadi Sektor Unggulan Pendapatan Negara”.
Pada kesempatan tersebut, Ketua Umum DPP Prawita GENPPARI Dede Farhan Aulawi menyampaikan bahwa perayaan harlah saat ini dilaksanakan secara sangat sederhana karena jatuh di bulan puasa, dan juga masih suasana pandemi covid. Namun tidak mengurangi makna dan hakikat dalam merenungi tiga tahun perjalanan sebuah pengabdian. Bidang pariwisata saat ini bukan sekedar perjalanan liburan semata, tetapi sekaligus mendukung program Pemerintah dalam percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) pasca pandemi agar roda perekonomian masyarakat secara perlahan – lahan bisa bangkit kembali.
Kemudian Dede juga menjelaskan tentang sejarah lahirnya PRAWITA GENPPARI yang kebetulan bertepatan dengah hari kelahirannya. Jejak sejarah tersebut dimulai pada tahun 2001 dimana saat perayaan ulang tahunnya pada 27 April 2001 yang dihadiri oleh beberapa temannya tercetus untuk membuat sebuah lembaga yang konsen di bidang SDM (Pelatihan) dan SDA (Kepariwisataan). Waktu itu lembaga yang dibentuk berupa yayasan yang bernama Yayasan Pemberdayaan Potensi Indonesia (YPPI). Di bidang SDM, yayasan sering melakukan berbagai pelatihan dimana – mana dengan berbagai judul pelatihan yang beragam, maka yayasan ini dikenal sebagai Rumah Para Pecinta Ilmu (RUMPPI). Sementara di bidang SDA mulai mengeksplor berbagai potensi wisata dan mempromosikannya di beberapa media.
Seiring dengan perkembangan waktu dan adanya perubahan peraturan perundang – undangan terkait organisasi kemasyarakatan pada tahun 2016 dimana sebuah yayasan tidak diperbolehkan memiliki struktur kepengurusan di tingkat propinsi atau kabupaten / kota, maka dipandang perlu membuat legalitas yang terpisah dari yayasan. Akhirnya pada januari tahun 2020 dibentuklah akta pendirian perkumpulan bernama Pegiat Ragam Wisata Nusantara (PRAWITA). Sementara program utamanya ingin melibatkan partisipasi segenap lapisan masyarakat dalam memajukan kepariwisataan Indonesia berupa Gerakan Nasonal Pecinta Pariwisata Indonesia (GENPPARI). Dengan demikian, organisasi ini dikenal masyarakat dengan sebutan PRAWITA GENPPARI, atau ada juga yang menyebutnya secara singkat GENPPARI saja.
Namun sayangnya, baru saja organisasi ini berdiri, sebulan kemudian datanglah pandemi covid 19 di awal Maret 2020 sehingga pergerakan organisasi ini masih belum optimal. Bahkan rencana pelantikan pengurus di tingkat DPW dan DPD pun tertunda sementara waktu sambil melihat situasi pandemi dinilai aman untuk melakukan kegiatan. Namun demikian, organisasi di tingkat DPP tetap melangkah meskipun masih pelan – pelan dan tetap mematuhi protokol kesehatan.
Perlu juga diketahui bahwa organisasi memiliki beberapa badan otonom yang memiliki orientasi yang sama dalam menunjang kepariwisataan, seni budaya dan UMKM, misalnya Pusat Pendidikan dan Latihan (Pusdiklat) PRAWITA GENPPARI yang mana secara total menyiapkan 2500 judul pelatihan. Ada juga Asosiasi Pemijat Tradisional Indonesia (APTI) yang fokus dalam membuat standarisasi pijat tradisional Indonesia sebagai warisan budaya bangsa. Termasuk seni Lulur Badan dan Perawatan Kecantikan secara alami dengan merujuk pada warisan leluhur para ratu dan permaisuri kerajaan dibawah naungan Persatuan Therapis Kecantikan Indonesia (PTKI). Kemudian ada Persatuan Ajudan Profesional Indonesia (PAPI) yang mendidik dan melatih para calon ajudan, baik calon ajudan pimpinan pemerintahan ataupun calon ajudan pimpinan lembaga/ perusahaan swasta, dengan kualifikasi standar ajudan internasional.
“ Dengan tekad, komitmen dan semangat pengabdian pada nusa dan bangsa, in sya Alloh organisasi akan terus berkembang di seluruh Indonesia. Segenap pengurus menyadari betul, bahwa kerja organisasi adalah kerja pengabdian, sehingga meskipun tanpa digaji dan tidak memiliki anggaran kami akan terus bekerja dan berkarya yang terbaik. Mungkin lembaran sejarah tidak sempat mencatatnya, tapi desa – desa akan menajdi saksi bisu atas jejak pengabdian yang pernah kami torehkan “, pungkas Dede mengakhiri keterangan.
( Cp )