Jejak Pengabdian Prawita GENPPARI di Bulan Ramadhan
- Redaksi
- Rabu, 06 April 2022 23:38
- 127 Lihat
- Berita Umum
INDRAMAYU l Budaya Indonesia - Di samping menahan lapar dan haus, sesungguhnya bulan Ramadhan juga mengasah kepedulian sosial kita pada sesama. Saat kita lapar dan haus hari ini, mestinya menyadarkan kita bahwa ada ribuan bahkan mungkin jutaan orang yang sudah terbiasa menahan lapar dan haus dalam kehidupannya. Dengan demikian rasa empati pada kesulitan dan kesusahan orang lain akan timbul bukan sebagai PENGETAHUAN melainkan sebuah kesadaran yang penuh PENGHAYATAN karena kita turut merasakan apa artinya haus dan lapar ", ungkap Ketum DPP PRAWITA GENPPARI Dede Farhan Aulawi di Bandung, Rabu (6/4/2022)
Hal tersebut ia sampaikan ketika menerima pertanyaan dari beberapa awak media yang bertanya tentang salah satu kegiatan PRAWITA GENPPARI saat membagikan takjil menjelang berbuka puasa di salah satu jalanan terpadat di kota Bandung.
Menurutnya kegiatan tersebut merupakan salah satu kegiatan rutin yang dilakukan saat bulan Ramadhan.
" Idealnya kegiatan seperti ini harus dilakukan setiap saat, namun karena berbagai keterbatasan yang dimiliki maka hanya bisa dilakukan di bulan Ramadhan. Di bulan - bulan lainya format kegiatan mungkin berbeda tapi semangat pengabdiannya sama. Hal yang sama sebenarnya juga dilakukan oleh teman - teman pengurus DPW dan DPD PRAWITA GENPPARI di berbagai daerah di tanah air ", tambah Dede.
Mudah-mudahan semangat pengabdian seperti ini akan tetap terpelihara sebagai bentuk kecintaan terhadap bangsa dan negara. Bahkan sebagai organisasi yang independen, jejak pengabdiannya bisa dilihat dari berbagai program yang sudah dilakukannya. Mungkin tidak berlebihan jika Prawita GENPPARI selama ini dikenal sebagai organisasi yang menaruh perhatian besar pada peningkatan kualitas SDM Indonesia.
Sebenarnya secara historis organisasi ini fokus pada pengembangan pariwisata, seni budaya dan UMKM. Namun aktivitas sosial dinilainya sebagai bagian yang melekat dalam kegiatan apapun. Hal ini dilakukan untuk menunjukkan bahwa organisasi tidak berfikir untuk dirinya sendiri, melainkan juga menaruh perhatian besar pada masalah - masalah sosial kemasyarakatan.
" Kita hidup di tengah lingkungan masyarakat yang besar, maka apapun profesi dan bidang garapan kita tentu harus dirasakan manfaatnya untuk masyarakat. Idealnya semua itu menjadi tanggung jawab Pemerintah karena pemerintah memiliki anggaran dan pegawai yang digaji cukup besar saat ini. Namun dengan segala kekurangan dan kelebihannya, ternyata semua tidak bisa diserahkan pada pemerintah. Disinilah partisipasi aktif masyarakat dalam pembangunan sangat diharapkan. Untuk itulah kerjasama pemerintah dengan organisasi - organisasi yang jelas program kerja dan jejak pengabdiannya harus terus dilakukan ", pungkas Dede mengakhiri keterangan.
( Cp )