Cimplo, Tradisi Tolak Bala Masyarakat Indramayu

INDRAMAYU | Budaya Indonesia - Memasuki bulan Safar pada perhitungan kalender Qomariyah (Hijriyah perhitungan bulan Islam). Di Indramayu masyarakatnya biasa menyebut bulan Safar dengan sebutan bulan “Bala”. Dalam bahasa Arab "Bala" berarti bencana atau wabah. ( 6/9/2022 )

Ada mitos yang sampai sekarang masih dipercaya, Konon pada bulan tersebut Allah menurunkan 1000 penyakit ke bumi khususnya manusia, benar tidaknya hal tersebut Wallahu ‘alam. Mungkin itu alasannya kenapa bulan Safar oleh masyarakat Indramayu disebut bulan “Bala”.

Bagi penduduk asli Kabupaten Indramayu yang hingga kini masih patuh terhadap adat istiadat nenek moyang, Memasuki bulan Safar atau sebutan bulan bala oleh penduduk setempat selalu syukuran dengan membuat kue “Cimplo” (sejenis apem yang terbuat dari tepung beras dicampur dengan ragi) setiap bulan Bala (Jawa) atau bulan Sapar (Islam). 

Konon, Keberadaan kue Cimplo itu sebagai implementasi untuk tolak bala (mengusir sial/apes) bagi warganya. Kebiasaan membuat kue Cimplo ini masih berlangsung hingga kini. 

Hampir seluruh masyarakat di Indramayu, Setiap bulan Safar ini selalu kaum ibu-ibunya terutama di desa-desa berbondong-bondong membantu tetangga untuk ikut membuat kue Cimplo dan saling bergantian ketetangga yang lainnya yang juga membuat Cimplo.

Pembuatan kue Cimplo ini biasanya sengaja dibuat dengan jumlah banyak tetapi bukan untuk dijual, namun sengaja dibuat dan untuk dibagi-bagikan secara cuma-cuma kepada saudara, para tetangga, dan orang-orang yang dikenalnya istilah orang Indramayu adalah "irim-irim" (membagikan makanan gratis ketetangga sekitar).
( Cp )

#tradisi

Komentar

0 Komentar