PRAWITA GENPPARI Kunjungi Mesjid Kocatepe di Kota Ankara, Turki

  • Selasa, 08 November 2022 14:29
  • 78 Lihat
  • Pariwisata

TURKI | Media Budaya Indonesia - Kita mungkin sudah tidak asing dengan istilah Desa Wisata karena di desa - desa memang banyak sekali potensi wisatanya. Tetapi kita lupa dengan model pengembangan wisata kota, atau wisata kelurahan karena beranggapan di kota - kota jarang memiliki potensi wisata. Hal ini terjadi karena dalam persepsi umum, wisata itu identik dengan pantai, gunung, dan lain - lain. Ketika PRAWITA GENPPARI berkunjung ke beberapa kota di berbagai negara, ternyata ada beberapa konsep model pengembangan wisata kota atau kota wisata. Contohnya di London Inggris, taman di area pemakaman saja bisa menjadi spot wisata yang sangat menarik. Di kota Wellington New Zealand, perpustakaan menjadi spot wisata, dan di kota - kota Turki ada banyak mesjid jadi spot wisata juga. Di Istanbul ada Mesjid Biru dan Hagia Sophia. Sementara di kota Ankara, mesjid Kocatepe juga jadi spot wisata ", ungkap Ketum DPP PRAWITA GENPPARI Dede Farhan Aulawi, Ankara, Senin (7/11).

Hal tersebut ia sampaikan ketika mengunjungi Mesjid Kocatepe di Kota Ankara yang merupakan ibukota negara Turki. Bahkan di sana tim PRAWITA GENPPARI juga sempat bersilaturahmi dan berdiskusi dengan imam Mesjid, atau di Indonesia disebut ketua DKM -nya. Pada kesempatan tersebut, imam Mesjid menyampaikan bahwa imam Mesjid di Turki semuanya diangkat sebagai pegawai pemerintah, atau sebagai aparatur sipil negara (ASN), bahkan operasional mesjid pun dibiayai negara. Hal ini tentu sangat menarik untuk dikaji secara ilmiah.

Kemudian Dede juga menambahkan bahwa masjid Kocatepe (bahasa Turki: Kocatepe Camii) adalah masjid terbesar di kota Ankara, Turki. Dibangun antara tahun 1967 dan 1987 di kawasan Kocatepe di Kızılay, dan ukuran serta arsitekturnya yang sangat indah menjadi daya tarik wisatawan mancanegara. 

Selanjutnya Dede juga menyampaikan bahwa mesjid ini dapat menampung 24.000 jamaah dan menjadi salah satu masjid terbesar di dunia, dan diterima oleh banyak orang sebagai batas arsitektur Islam modern.

" Ada banyak hal yang bisa kita pelajari dari Turki, meskipun tentu tidak bisa di copy paste seratus persen, karena ada beberapa sejarah dan karakter budaya yang berbeda. Perlu ada batasan dan aturan main yang jelas agar tidak menimbulkan kontroversi  di tengah masyarakat. Masalah komunikasi dan persepsi jangan dianggap sepele agar ada kesamaan semangat dalam membangun negeri tercinta ", pungkas Dede.
( Cp )

Komentar

0 Komentar