Saresehan Wisata Desa Raksasari Bersama Prawita GENPPARI di Situ Cilangla Tasikmalaya
- Rabu, 10 Agustus 2022 19:21
- 87 Lihat
- Pariwisata
TASIKMALAYA | Budaya Indonesia - Prawita GENPPARI merupakan organisasi yang dinilai paling konsisten dengan program – programnya dalam mengembangkan kepariwisataan di tanah air. Mulai dari identifikasi potensi wisata, survei lapangan untuk mengetahui detail objek sehingga bisa memberikan sumbang saran desain pengembangannya, sampai membantu pengenalan dan promosi melalui berbagai media. Semua dilakukan sebagai panggilan jiwa sebagai warga negara untuk memajukan pedesaan guna menunjang kemajuan pembangunan nasional. ( 10/8/2022 )
“ Kali ini kita berkunjung ke desa Raksasari kecamatan Taraju kabupaten Tasikmalaya yang dinilai sangat kaya dengan potensi wisata, baik aneka keindahan alam, produk kreatif berupa kerajinan tangan maupun makanan khas desa. Begitupun dengan budaya khas berupa kebiasaan masyarakat yang menarik. Apalagi Kepala Desa Raksasari bersama Ketua Pokdarwis dan tim-nya yang penuh semangat dan ramah dalam menerima rombongan Tim DPP Prawita GENPPARI bersama perwakilan calon pengurus dari Banjar, Pangandaran, Tegal, dan Palembang. Termasuk kehadiran para mahasiswa dari Universitas Perjuangan Tasikmalaya yang sedang melaksanakan KKN menyimak dengan seksama kegiatan saresehan pengembangan wisata ini “, ujar Ketum DPP Prawita GENPPARI Dede Farhan Aulawi di Bandung, Selasa (9/8).
Hal tersebut ia sampaikan dalam dialog sore dengan beberapa awak media yang bersilaturahmi ke kediamannya di sekitaran bandara Husein Sastranegara. Seperti diketahui sebelumnya, Tim DPP Prawita GENPPARI baru kembali dari kunjungan kerja ke desa Raksasari kecamatan Taraju kabupaten Tasikmalaya. Seresehan pengembangan wisata sendiri dilaksanakan di aula objek wisata situ Cilangla yang unik, menarik dan eksotik. Vahkan sebelumnya juga sempat berkunjung ke pusat peternakan ayam pedaging dan pusat ternak domba Garut di desa tersebut. Di samping itu juga sempat mengunjungi beberapa pengrajin makanan khas desa, pembuatan cowet batu secara manual dengan pahatan tangan, dan juga pengrajib bilik dan atap kirai.
Situ Cilangla sendiri berada di daerah perkebunan teh, baik perkebunan teh milik perusahaan maupun perkebunan teh milik masyarakat. Situ Cilangla pada awalnya memiliki luas sekitar 2 Ha dan sudah cukup dikenal di kalangan penggemar mancing karena pengunjung bisa langsung memancing di situ tersebut. Letak Situ Cilangla sendiri berada di balik permukiman penduduk dan menuju areal perkebunan teh Sambawa. Sebenarnya selain Situ Cilangla, masih terdapat beberapa tempat yang ditetapkan menjadi Kawasan Cagar Budaya, seperti misalnya Situs Kaputihan di Desa Purwarhayu yang hanya berjarak sepuluh menit dari Situ Cilangla, Situ Cianiwung, Situs Semah Guriang, Gua Cipalasari, dan Curug Cipalasari.
Kemudian Dede juga menceritakan bahwa berdasarkan cerita tokoh masyarakat setempat yang menjelaskan nama Situ Cilangla berasal dari nama salah seorang tokoh di Kedusunan Cilangla bernama Abah Laya yang membelah bukit pasir di hilir aliran mata air induk hingga terbentuk bentangan sepanjang 1 Km antara Kampung Cilangla dan Kampung Ciwalahir hingga akhirnya diberi nama Situ Cilangla. Situ Cilangla memang tidak bisa dipisahkan dari yang namanya ikan. Nama Situ Cilangla sendiri lebih dikenal sebagai danau tempat memancing yang menjadi favorit warga di Kecamatan Taraju dan sekitarnya. Untuk menunjang kegiatan tersebut, di Situ Cilanga terdapat keramba dan sebagian areal Situ yang dijadikan sebagai tempat pembibitan ikan.
“ Melihat antusias dan semangat pak Kades dan ketua Pokdarwis-nya, saya optimis pariwisata di desa Raksasari ini akan semakin berkembang dan maju. Tinggal menyatukan persepsi dengan seluruh warga desa untuk turut serta menjaga kebersihan, terutama dari aneka sampak anorganik. Jika semangat dan kebersamaan ini bisa terus dipelihara, maka pengembangan spot wisata dengan segala fasilitasnya bisa dibangun dengan semangat gotong royong yang memang menjadi ciri khas masyarakat desa ini “, pungkas Dede.
( Cp )