Berbekal Makalah Soal Bencana, Ista dari Palu Wakili Indonesia di Konferensi Diplomat Muda Se - Dunia Dubai Mei 2022

  • Redaksi
  • Kamis, 19 Mei 2022 21:39
  • 72 Lihat
  • Berita Umum

Palu l Budaya Indonesia - Setelah dua tahun terjeda oleh Pandemi Covid 19, Model United Nation kini kembali gelar Simulasi Kongres PBB, yang kali ini digelar di Dubai, setelah  sebelumnya dilaksanakan di Asia, Kamis (19/5).

Uni Emirat Arab menggelar perhelatan  internasional ini di Dubai pada tanggal 27 – 31 Mei 2022. Perhelatan akbar ini digelar selama kurang lebih empat hari dengan agenda Simulasi Kongres PBB yang biasanya dihelat khusus untuk masing-masing Diplomat Negara Anggota PBB. Ajang ini adalah satu konferensi internasional yang selalu dinantikan oleh para pemuda se-Dunia, sebagai Model United Nations (MUN) yakni simulasi sidang Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Proses Seleksi Calon Peserta

Seleksi dilaksanakan secara terbuka melalui situs resmi AYIMUN, dimana peserta diwajibkan memilih salah satu topik dan mengirimkannya kepada panitia pelaksana yakni UNGA (United Nation General Assembly). 

Diketahui, UNGA atau yang biasa disebut dengan Majelis Umum PBB ini adalah organ atau badan pembuat kebijakan utama di PBB. Ia terdiri dari 193 negara anggota di mana setiap negara anggota di sini, memiliki hak suara yang sama.

Ista Nur Masyithah Dari Palu, Terpilih 1 Dari 129 Peserta Dari Seluruh Dunia

"Saya membaca surat UNGA yang dikirimkan ke eMail Ista, dalam proses seleksi, lebih 5.000 makalah berbahasa Inggris dengan topik berbeda-beda dari 5.000an anak muda seluruh Dunia, diterima dan diseleksi oleh UNGA, dimana salah satu yg diterima dan dinyatakan lolos adalah Ista Nur Masyithah ini," papar Yahdi Basma, Anggota DPRD Provinsi Sulteng Fraksi NasDem. 

Artinya, Ista Nur Masyithah, Penyintas Bencana Likuefaksi Petobo, yang 5 (lima) tahun belakangan ini aktif sebagai Wakil Ketua DPD Partai NasDem di Kota Palu, kali ini menjadi perwakilan Indonesia dalam perhelatan ini. 

Berangkat dari pengalaman Manajemen Krisis Kebencanaan berbasis Pelembagaan Masyarakat yang digeluti sejak bencana alam 28 September 2018 terjadi, membawanya melangkah ke Kongres Anak Muda Sedunia di lembaga politik tertinggi di dunia ini. 

Ista, berusia 28 tahun, sehari-harinya beraktivitas sebagai bagian dari kolektif Komunitas Politik BANTAYA (Barisan Teman Yahdi) yang dikomandoi oleh Yahdi Basma, anggota DPRD Provinsi Sulawesi Tengah Fraksi NasDem,  dikenal publik Sulawesi Tengah sebagai salah satu legislator yang turut berkecimpung aktif dan berjuang bersama korban bencana Pasigala.

"Yaa... Paper atau Makalah yang saya angkat, itu anggelnya adalah pengalaman saya sepanjang tahun 2018 pasca bencana bulan September, hingga momen sebelum saya kirim paper tersebut ke Panitia PBB yakni UNGA. Isinya ringkas-padat penuh dengan langkah-langkah pelembagaan masyarakat yang kami lakukan bersama Kaka Yahdi Basma dkk Bantaya di Palu-Sigi-Donggala, mulai saat kami keliling sari tenda ke tenda shelter pengungsian, hingga rapat-rapat Pansus Bencana Pasigala yang Yahdi pimpin di DPRD, terima demo sekian kali dari korban bencana, hingga proses litigasi kasus hukumnya ketika ia "diseret" ke Pengadilan Negeri Palu, semua saya rekam jelas dan point nya saya tuangkan jadi paper/makalah berbahasa Inggris dengan judul, Manajemen Krisis Kebencanaan Berbasis Pelembagaan Masyarakat", ujar Ista ke redaksi.

"Harapan kami, Pemerintah Daerah dan sejumlah Tokoh Sulawesi Tengah, bisa melihat ini sebagai upaya anak-anak muda Sulteng untuk maju dan siap mengemban misi memajukan daerah. Juga sebagai inspirasi dan spirit bagi anak-anak milenial Palu dan Sulteng lainnya. Ista ini kelahiran Oktober 1993, anak milenial Palu. Di usianya yang 28 tahun, ia sudah wakili Indonesia ke ajang dunia", tambah Agus Laturupa, salah satu aktivis pemuda di Besusu, yang juga sahabatnya di komunitas politik BANTAYA Palu. 

(CR/*Red)

Palu # Media Budaya Indonesia #

Komentar

0 Komentar