Sosok Pawang Hujan Di Evan Internasional Moto GP Mandalika

  • Redaksi
  • Minggu, 20 Maret 2022 15:20
  • 62 Lihat
  • Berita Umum

Lombok l Budaya Indonesia  - Rara Istiati Wulandari sosok tokoh pawang hujan yang memberikan andil dalam pelaksanaan Moto GP Pertamina Grand Prix of Indonesia yang berlangsung pada 18-20 Maret 2022 di Sirkuit Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Penyelenggaraan event Moto GP Mandalika 2022 tak lepas dari keberadaan Pawang Hujan yang menjadi salah satu budaya yang ada di indonesia.  Sama seperti WSBK (World Superseries Bike) pada November 2021 yang lalu. Hanya saja beda orang. 

Ritual Pawang Hujan, ada di mana-mana, di kampung kita (Bima dan Dompu), di Sulawesi, di Jawa dan lainnya, juga punya pawang hujan. Hanya saja cara kerjanya yang berbeda, istilah masing-masing daerah pun berbeda. Ritual menghalau awan agar hujan tidak turun di wilayah yang diinginkan seperti ini bukan hal baru dan asing. Di Bima Dompu disebut "Sando Ura". Dalam ritual Islam disebut "istisqo" Meminta Hujan

Sosok Pawang Hujan yang diberi tugas untuk membantu kesuksesan MotoGP Mandalika 2022 kali ini ialah Rara Isti Wulandari, asal Bali beragama Hindu. Tugasnya adalah me-modifikasi cuaca pada acara utama MotoGP Mandalika, yang digelar jumat - Minggu (18-20 Maret 2022).

Sosok Rara menjadi Viral di media sosial dalam 2 hari terakhir karena diwawancara live streaming oleh salah satu Media Online. Rara menceritakan tugasnya, dan secara blak-blakan menjelaskan instrumen dan aksesoris ritual yang digunakan.

Rara hanya menjalankan Ritual sesuai dengan kemampuanya yang diakui oleh banyak orang. Maka, pihak penyelenggara MotoGP menganggap Rara mampu dan bisa memodifikasi Cuaca dari jalur alternatif selain upaya pendekatan Technology seperti menggunakan Laser pemecah awan dan atau menebar garam menggunakan pesawat seperti yang dilakukan oleh Tim TNI Angkatan Udara. Dan tentu saja, Rara tidak sendirian. Secara Track Record, Rara pun pasti punya catatan-catatan keberhasilan mengendalikan awan hujan sebelum ini. 

Cara berpikir kita yang harus diubah, sebab, secara Teologi, Rara tidak menyalahi aturan Agama yang dianutnya. Juga secara Idiologi, tidak menyalahi ikhtiar yang diyakininya. (Red)

Komentar

0 Komentar