Dede Farhan Aulawi Beri Pelatihan ‘Safety Management System’ Di Mako Ditpolair
- Rabu, 20 Juli 2022 19:49
- 78 Lihat
- Berita Umum
JAKARTA | Budaya Indonesia - Semangat, keberanian dan dedikasi harus diimbangi dengan semangat untuk membangun safety culture, alias budaya kerja yang aman atau selamat. Penerapan safety culture bisa diterapkan di lingkungan kerja manapun, sesuai dengan kondisi dan sifat kerjanya masing – masing. Termasuk di bidang pelayaran atau pengoperasian kapal – kapal di perairan. Sistem Transportasi Perairan didukung oleh elemen kegiatan angkutan laut, kepelabuhanan, kelaiklautan kapal, kenavigasian serta penjagaan dan penyelamatan yang saling berinteraksi secara terpadu guna mewujudkan tersedianya angkutan laut yang efektif.
“ Masalah transfortasi secara umum memang sedang menghadapi banyak tantangan, tetapi segala kemungkinan yang akan terjadi dapat diantisipasi dengan Penataan Sistem Transportasi Nasional yang lebih tangguh. Di bidang pelayaran, IMO telah mengeluarkan Internasional Safety Management Code (ISM-Code) yang merupakan standar peraturan manajemen keselamatan internasional untuk keamanan maupun keselamatan pengoperasian kapal dan pencegahan pencemaran lingkungan laut. IMO adalah Badan Khusus PBB yang mengurusi kemaritiman (International Maritime Organization /IMO) “, Ujar Pemerhati Keselamatan Transportasi Dede Farhan Aulawi di Jakarta, (20/7).
Hal tersebut sampaikan setelah menyampaikan Pelatihan Safety Management System Kemaritiman di Mako Ditpolair Baharkam Polri Tanjung Priok Jakarta. Para peserta yang hadir sekitar 75 orang yang terdiri dari komandan kapal, kepala kamar mesin, dan pengemban fungsi terkait lainnya. Dede Farhan Aulawi sendiri selama ini memang dikenal sebagai salah seorang pakar yang menaruh perhatian besar di bidang keamanan dan keselamatan pelayaran serta pencegahan pencemaran di perairan. Hal ini sesuai dengan amanat IMO yang memang mengemban amanah untuk itu. Oleh karenanya materi yang disampaikan dalam pelatihan ini merujuk pada ketentuan - ketentuan SOLAS, MARPOL maupun STCW.
Dengan demikian penerapan ISM-Code seyogiayanya digunakan sebagai perlindungan hukum dari penggunaan kapal yang tidak standar kelaiklautan. Penerapan ISM-Code digunakan sebagai perlindungan hukum dari penggunaan kapal yang tidak standar kelaiklautan. Masih banyak Perusahaan Pelayaran yang mengeluarkan kebijakan yang tidak standar ISM-Code atau tidak memenuhi unsur Pasal 9 Permen Perhubungan Nomor 45 Tahun 2012 Tentang Sistem Manajemen Keselamatan Kapal.
Kemudian ia juga menambahkan bahwa pelaksanaan transportasi perairan yang menjamin keselamatan pelayaran bagi kapal-kapal memerlukan adanya sistim manajemen pengoperasian kapal yang terintegrasi baik sehingga dapat meminimalkan terjadinya resiko bahaya yang timbul seperti adanya tubrukan kapal tenggelam, kandas, kebakaran di atas kapal dan lain sebagainya. Sistem manajemen keselamatan (Safety Management System/ SMS) dapat digunakan sebagai cara untuk mencegah timbulnya kecelakaan yang disebabkan oleh perilaku pekerja melalui adanya budaya keselamatan yang dilaksanakan oleh seluruh pihak yang terkait. Ungkapnya.
Jadi pelatihan Safety Management System di bidang pelayaran ini sekaligus sebagai sarana untuk mensosialisasikan dan mengimplementasikan ISM Code dan ISPS Code guna membangkitkan dan mempertahankan motivasi keamanan dan keselamatan (safety and security motivation) dalam keselamatan pelayaran. Hal ini tentu tidak berdiri sendiri karena akan terkait dengan aspek budaya keselamatan (safety culture) dan model kepemimpinan keselamatan (safety leadership) terhadap motivasi keselamatan kerja (safety motivation) di industri pelayaran khususnya perilaku keselamatan kerja di atas kapal.
“ Harapan setelah pelatihan ini tentukan tidak sebatas teori pengetahuan saja, melainkan bisa diimplementasikan secara efektif guna mengurangi kemungkinan terjadinya kecelakaan kapal baik pada pelayaran nasional maupun internasional. Termasuk seluruh personil polair dalam menjalankan tugasnya bisa menerapkan aspek keselamatan, sehingga bisa tetap kembali ke tengah keluarga dalam keadaan sehat dan selamat. Inilah nilai – nilai yang ingin dibangun melalui budaya selamat atau safety culture melalui penerapan safety management system “, pungkas Dede.
( Cp )