Serang, Banten , Media Budaya Indonesia.Com – Mantan Wakil Presiden Republik Indonesia ke-13, KH Ma’ruf Amin, menghadiri peringatan Haul ke-459 Sultan Maulana Yusuf Banten di kawasan Banten Lama, Kasunyatan, Kecamatan Kasemen, Kota Serang, Rabu malam (21/5/2025). Acara ini dihadiri ribuan jamaah dari berbagai daerah serta tokoh masyarakat dan ulama.

Dalam tausiyahnya, KH Ma’ruf Amin menyampaikan apresiasi atas pelaksanaan haul yang dinilainya sebagai bentuk penghormatan terhadap sejarah dan tokoh Islam yang berperan penting dalam penyebaran agama serta pembangunan peradaban di Banten.

 “Saya merasa bersyukur dan bahagia bisa hadir dalam acara yang penuh makna ini. Sultan Maulana Yusuf adalah tokoh besar dalam sejarah Banten yang perlu dikenang dan dijadikan teladan oleh generasi saat ini,” ujarnya di hadapan para hadirin.

Haul yang digelar setiap tahun ini menjadi ajang untuk mengenang perjuangan Sultan Maulana Yusuf, salah satu raja Kesultanan Banten yang dikenal berdedikasi dalam menyebarkan ajaran Islam dan memperkuat struktur sosial keagamaan di masa kepemimpinannya.

Acara ini turut dihadiri oleh para dzurriyat (keturunan) Sultan Maulana Yusuf dari dalam dan luar negeri, termasuk dari Malaysia dan Thailand. Selain itu, hadir pula tokoh masyarakat Banten, para alim ulama, serta warga dari berbagai wilayah yang memadati kawasan Banten Lama sejak sore hari.

Tokoh masyarakat Banten, TB Hasan, menyambut positif kehadiran KH Ma’ruf Amin dalam acara tersebut. Menurutnya, kehadiran tokoh nasional dalam haul ini mencerminkan penghormatan negara terhadap warisan sejarah dan budaya Islam di Banten.

“Ini menjadi penegasan bahwa nilai-nilai sejarah dan ajaran Islam masih memiliki tempat dalam kehidupan kebangsaan kita,” ujar TB Hasan.

Rangkaian acara haul meliputi doa bersama, pembacaan manaqib (kisah keteladanan), serta tausiyah dari berbagai ulama. Suasana berlangsung khidmat dan penuh rasa hormat terhadap nilai-nilai sejarah dan keagamaan yang diwariskan oleh Sultan Maulana Yusuf.

Haul ke-459 ini tidak hanya menjadi pengingat terhadap jasa tokoh pendahulu, tetapi juga menjadi momentum untuk memperkuat semangat persatuan dan memperdalam nilai-nilai keislaman di tengah masyarakat Banten dan Indonesia pada umumnya.

(Red)