Prawita GENPPARI Persiapkan SDM Pengembangan Agrowisata Indonesia
- Selasa, 21 Juni 2022 10:51
- 94 Lihat
- Pariwisata
BANDUNG | Budaya Indonesia - Prawita GENPPARI sebagai organisasi pegiat ragam wisata nusantara selama ini dikenal dengan konsistensi program dalam pengembangan aneka potensi wisata yang ada di tanah air. Program dan kegiatannya begitu masif bahkan tidak sedikit tokoh masyarakat yang berpendapat bahwa program – program PRAWITA GENPPARI ini lebih padat daripada yang lainnya bahkan lebih sibuk dari instansi pemerintah itu sendiri yang menaungi kepariwisataan. Padahal Prawita GENPPARI merupakan organisasi yang independen dan segala bentuk pembiayaan yang diperlukan untuk menjalankan program – programnya dari pembiayaan sendiri para pengurusnya. Termasuk berbagai program pelatihan yang terkait dengan kepariwisataan di berbagai pelosok di tanah air dilaksanakan atas biaya sendiri. Sungguh merupakan panggilan pengabdian pada negeri tanpa batas. Itulah sebabnya tidak berlebihan jika mereka dipanggil pahlawan tanpa tanda jasa di bidang kepariwisataan.
Prawita GENPPARI memiliki badan otonom organisasi yang bernama Pusdiklat PRAWITA GENPPARI dan memiliki 37 judul pelatihan di bidang kepariwisataan. Subjek bahasan yang disampaikan dalam setiap materi pelatihannya sangat implementatif karena berbasis pada pengalamannya selama ini, di samping teori – teori yang sudah diperoleh di perguruan tinggi kepariwisataan internasional dari berbagai negara. Termasuk field study pengembangan agro wisata di banyak negara, misalnya Resor Wisata Peternakan dan Perkebunan Taiwan yang memiliki konsep pertanian organik, dimana wisatawan dapat mencoba makanan yang tersaji dari bahan-bahan yang segar dan tanpa bahan kimia. Salah satu contohnya adalah Shangrila Leisure Farm di dekat Pegunungan Dayuan dengan latar belakang panorama bukit-bukit hijau yang sangat indah. Selain pemandangan alam beserta flora dan fauna, pengunjung dapat mengikuti berbagai aktivitas seperti menerbangkan lentera langit, mencoba membuat kerajinan tangan, dan juga mencoba permainan seperti gasing.
Begitupun dengan pertamanan Hermann Rhote di Berlin yang memiliki perhatian besar pada dunia pendidikan. Itulah sebabnya kombinasi dari berbagai referensi internasional yang dimilikinya ditambah dengan pengalaman dalam pengembangan desa wisata di tanah air, Pusdiklat PRAWITA GENPPARI menyusun modul – modul pelatihan yang tepat guna sesuai kebutuhan masyarakat pegiat pariwisata.
Salah satu bidang yang menjadi atensinya adalah pengembangan agro wisata di tanah air melalui model pengembangan potensi di pedesaan melalui kegiatan pertanian yang dipadukan dengan kegiatan pariwisata. Agrowisata didefinisikan sebagai sebuah bentuk kegiatan pariwisata yang memanfaatkan usaha agro (agribisnis) sebagai objek wisata dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan, pengalaman, rekreasi, dan hubungan usaha dibidang pertanian.
Seluruh daerah di tanah air pada dasarnya memiliki keunikan masing – masing, dan memiliki potensi wisata yang dapat dikembangkan sebagai tempat tujuan wisata agro, dan sekaligus menjadi salah satu alternatif wisata yang berada di daerahnya masing - masing. Selain itu, pengembangan wisata agro ini merupakan bagian dari pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan kehidupan sosial masyarakat dan pemerataan pembangunan infrastruktur desa.
“ Agrowisata pada dasarnya merupakan rangkaian kegiatan wisata yang memanfaatkan potensi pertanian sebagai obyek wisata, baik potensial berupa pemandangan alam kawasan pertaniannya maupun kekhasan dan keanekaragaman aktivitas produksi dan teknologi pertanian serta budaya masyarakat petaninya “, ujar Ketum DPP Prawita GENPPARI Dede Farhan Aulawi di Bandung, Senin (20/6).
Hal ini ia sampaikan dalam obrolan santai dengan awak media di kediamannya yang asri tak jauh dari gerbang tol Pasteur. Selama ini ia memang dikenal sebagai sosok yang ramah dalam menerima tamu dari berbagai daerah, termasuk para awak media yang ingin diskusi santai terkait beberapa hal. Termasuk di bidang kepariwisataan yang memang sudah ditekuninya sejak 21 tahun silam. Oleh karenanya tidak mengherankan jika ia juga sering dipanggil sebagai Tokoh Kepariwisataan Indonesia yang memahami betul seluk beluk kepariwisataan yang ada di tanah air dari Sabang sampai Merauke.
Menurutnya agro wisata perlu terus dikembangkan karena dapat menambah pemasukan negara baik di tingkat daerah maupun pusat. Selain itu agrowisata juga dapat menjadi sarana untuk mengenalkan kebudayaan Indonesia khususnya kebudayaan di daerah agrowisata tersebut kepada wisatawan mancanegara ataupun wisatawan daerah lain sehingga dapat mengenal budaya lokal ataupun kearifan lokal lainnya. Apalagi Indonesia merupakan negara agraris, sehingga penyediaan agrowisata juga diharapkan dapat menunjang daya saing produk wisata di bidang pertanian dan menjaga stabilitas ketersediaan pangan.
“ Prawita GENPPARI akan selalu konsisten dengan program – programnya, termasuk dalam pengembangan agro wisata. Ini bentuk nyata dari kecintaan pada negara di bidang kepariwisataan dan sekaligus sebagai ikhtiar untuk membantu perekonomian masyarakat di pedesaan dengan konsep penggabungan manfaat produk pertanian dengan kepariwisataan. Di samping itu tentu akan ada unsur edukasi di bidang pertanian sebagaimana konsep dasar yang sering disampaikan, yaitu terkait wisata edukasi berbasis Pertanian, Perkebunan, Perikanan dan Peternakan (4P) “, pungkas Dede.
( Cp )