Si Jago Merah Lahap Penampungan Barang Bekas di Sungai Bambu, 7 Rumah Hangus
- Redaksi
- Minggu, 29 Desember 2024 17:24
- 83 Lihat
- Berita Umum
Jakarta, Media Budaya Indonesia.Com – Kobaran api melahap area penampungan barang bekas di Jl. Agung Karya VI, Kelurahan Sungai Bambu, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara, pada Minggu (29/12/2024) siang. Kebakaran yang terjadi sekitar pukul 14.00 WIB ini memakan korban material, dengan 7 rumah warga terbakar, 4 di antaranya rusak berat.
Suku Dinas Pemadam Kebakaran Jakarta Utara bertindak sigap dengan mengerahkan 7 unit mobil pemadam kebakaran untuk menjinakkan si jago merah yang mengamuk. Respon cepat dari petugas akhirnya berhasil menghentikan api sebelum meluas ke kawasan lain.
Petugas yang bernama Jihan mengatakan, "alhamdulillah api berhasil kami padamkan dan tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini. Saat ini masih dalam tahap pendinginan," ujar Jihan, salah satu petugas pemadam kebakaran di lokasi kejadian.
Dugaan sementara menyebutkan kebakaran ini dipicu oleh percikan dari alat las yang digunakan di area penampungan barang bekas. Material yang mudah terbakar, seperti plastik dan kertas, membuat api menyebar dengan cepat dan sulit dikendalikan. Meski begitu, penyelidikan lebih lanjut masih dilakukan oleh pihak berwenang untuk memastikan penyebab pastinya.
Kebakaran ini kembali mengingatkan pentingnya kewaspadaan, terutama di lingkungan padat penduduk. Selain instalasi listrik yang harus terjaga keamanannya, aktivitas yang berpotensi menimbulkan percikan api juga perlu diawasi dengan ketat.
Di penghujung tahun ini, warga yang terdampak berjuang bangkit dari musibah yang meluluhlantakkan tempat tinggal mereka. Bagi banyak pihak, tragedi ini menjadi pelajaran berharga untuk meningkatkan kesadaran dan tindakan pencegahan bencana, terutama di area rawan.
Musibah di Sungai Bambu ini bukan hanya soal api yang melahap, tetapi juga soal harapan yang kembali tumbuh di tengah cobaan. Warga saling bahu-membahu untuk memulihkan kehidupan, membuktikan bahwa semangat gotong royong tetap hidup di tengah duka.
(NK)