Mengenal Tradisi Budaya Upacara Rambu Solo Toraja

TORAJA | Budaya Indonesia - Tana Toraja adalah ikon budaya dan pariwisata di Propinsi Sulawesi Selatan merupakan salah satu daya tarik industri pariwisata Indonesia, hal ini merupakan potensi bagi pengembangan berbagai kegiatan produksi dan ekonomi di Kabupaten Tana Toraja.

Suku Toraja merupakan suku lokal yang tinggal di daerah pegunungan bagian utara Sulawesi Selatan. Masyarakat Toraja mempunyai ikatan yang kuat dengan perangkat kebudayaan lama yang sampai saat ini masih diyakini oleh sebagian besar masyarakat seperti Aluk to dolo, Tongkonan, Rambu solo, maupun Rambu tuka.

Rambu Solo adalah tradisi budaya dari masyarakat Toraja guna menyempurnakan kematian seseorang. Ritual pemakaman ini dilakukan oleh penduduk Toraja untuk menghantarkan para jenazah menuju kematian sebenarnya.

Masyarakat Toraja mempercayai seseorang itu mati dua kali Dan dalam praktiknya, Seseorang yang telah meninggal hanya dianggap mati pertama jika belum dilakukan upacara Rambu Solo. Jenazah yang belum diupacarai arwahnya dipercaya masih ada. Namun rohnya menempati tubuh yang dianggap sakit dan terbaring lemah. Oleh karena itu, Pihak keluarga akan memperlakukan jenazah seperti masih hidup. Dan dalam tradisi masyarakat Toraja, upacara pemakaman merupakan ritual yang paling penting dan berbiaya mahal.

Upacara Rambu Solo memiliki tingkatan yang mengacu pada strata sosial orang yang meninggal. Jadi, semakin kaya dan berkuasa seseorang yang meninggal, maka biaya upacara pemakamannya akan semakin mahal.

Saat upacara Rambu Solo, seluruh warga akan semarak untuk menyaksikannya. 
Jenazah akan diarak ke tempat penyimpanan jenazah dengan jarak yang panjang. Meskipun ini adalah momentum duka cita, namun upacara tersebut menjadi hal yang ditunggu oleh masyarakat dan wisatawan. Apalagi, dalam Rambu Solo keluarga jenazah akan mengorbankan kerbau dalam jumlah yang banyak. 

Jika seorang bangsawan meninggal, jumlah kerbau yang dikorbankan antara 24-100 ekor. Jika golongan biasa meninggal harus menyembelih 8 ekor kerbau dan 50 ekor babi.
Lama upacara Rambu Solo untuk bangsawan bisa mencapai 7 hari, namun untuk orang biasa hanya 3 hari.
Rokok juga menjadi pelengkap hidangan wajib bagi pemandu kerbau dan para tamu.

Perlu diketahui bahwa tamu atau pelayat yang hadir dalam upacara Rambu Solo bisa mencapai ribuan. Jadi, bayangkan saja berapa biaya yg harus dikeluarkan untuk upacara ini.

Namun, para anggota keluarga telah menyiapkan dana untuk upacara kematian tersebut. Sambil menyiapkan dana, keluarga akan mengawetkan jenazah dengan formalin agar bisa hidup berdampingan di rumah hingga siap melakukan Rambu Solo.
( Cp )

Komentar

0 Komentar