Penguatan Moral dan Karakter Siswa Melalui Bahasa Jawa Krama
- Redaksi
- Rabu, 14 Desember 2022 20:36
- 125 Lihat
- Seni dan Budaya
Pekalongan l Media Budaya Indonesia.com -Pekalongan Globalisasi seperti halnya pedang bermata dua, Rabu (14/12).
Di satu sisi memberikan manfaat bagi masyarakat namun di sisi lain memberikan efek negatif bagi masyarakat pada umumnya. Hal yang paling disorot dalam hal ini adalah dampak negatif bagi peserta didik salah satunya pemerosotan moral dan karakter siswa.
Salah satu penyebab pemerosotan moral dan karakter siswa adalah pembelajaran lewat daring. Pembelajaran daring sebenarnya solusi untuk mengatasi permasalah pendidikan ketika pandemi Covid-19 melanda dunia tak terkecuali bangsa Indonesia.
Namun pembelajaran daring sendiri ternyata memiliki kekurangan yaitu kurang maksimalnya pendidikan karakter anak-anak.
Pemerosotan moral dan karakter siswa dapat dilihat lewat tutur kata siswa yang masih menggunakan bahasa ngoko ketika berkomunikasi dengan guru.
Selain itu budaya Jawa yang kental akan sopan santunya ( unggah-ungguh) pun mulai jarang terlihat. Salah satunya budaya menundukan badan ketika berjalan melewati orang yang lebih tua.
Hal itu merupakan indikasi kemerosotan moral dan karakter anak-anak. Kemerosotan moral dan karakter anak-anak menjadikan mereka tidak memiliki adab sopan santun baik terhadap temannya ataupun dengan orang yang lebih tua.
Pendidikan lewat bahasa jawa bisa menjadi solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut. Bahasa Jawa dalam strata kebahasaan secara umum dibagi menjadi 2 yaitu bahasa Jawa Ngoko dan bahasa Jawa Krama. Dalam hal ini melalui cara pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari menggunakan bahasa Jawa Krama misalkan dengan membudayakan menggunakan bahasa Jawa krama di lingkungan pendidikan agar nantinya anak-anak bisa menerapkan budaya menggunakan bahasa Jawa Krama di lingkungan masyarakat.
Sebab dalam penggunaan bahasa Jawa pun harus disesuaikan dengan lawan bicaranya. Entah itu orang yang lebih muda ataupun orang yang lebih tua.
Selain itu tingkah laku yang dalam istilah Jawa sering disebut dengan Tata Krama harus terus diterapkan. Misalkan menundukan kepala ketika melewati orang yang lebih tua atau dengan mengucapkan “ Amit Sewu”. “ Amit Sewu” dalam istilah Jawa merupakan wujud penghormatan untuk meminta izin kepada seseorang.
Pembiasaan bahasa Jawa Krama yang diterapkan di SMK Negeri 1 Kedungwuni Kabupaten Pekalongan
Namun pembiasaan tersebut tidak akan memberikan dampak yang signifikan bagi siswa manakala Lingkungan Pendidikan kurang mendukung. Lingkungan pendidikan dalam hal ini adalah Keluarga, Sekolah dan Masyarakat Ketiga lingkungan pendidikan tersebut harus saling bersinergi untuk mensukseskan pembiasaan bahasa Jawa Krama.
Di lingkungan keluarga, maka orang tua harus berperan aktif .
Salah satunya dengan mengenalkan bahasa Jawa Krama di keluarga. Hal tersebut dipandang sangat efektif untuk membudayakan bahasa Jawa Krama . Sebab orang tualah lingkungan yang paling dekat anak. Melalui pengenalan bahas Jawa krama sejak dini perlu diterapkan agar moral dan kepribadian anak benar-benar tertanam dengan baik. Melalui lingkungan keluargalah karakter anak terbangun dan akan membekas pada diri anak. Tidak hanya lingkungan keluarga saja yang memiliki andil yang besar. Lingkungan yang lain pun harus beperan agar didapat hasil yang maksimal.
Lingkungan sekolah misalnya, guru-guru haruslah membuat program mengenai pembiasaan bahasa Jawa Krama. Ketika sekolah tidak menunjang hal tersebut maka akan sia-sia. Peranan teman pun sangat berpengaruh terhadap moral dan tingkahlaku siswa.
Setelah penanaman berbahasa Jawa Krama sudah diterapkan oleh keluarga dan sekolah maka tugas selanjutnya tentulah lingkungan masyarakat.
Sebab manusia adalah makhluk sosial yang mau tidak mau mereka harus bersosialisasi dengan manusia yang lain dengan menggunakan bahasa baik itu bahasa verbal maupun non-verbal.
Penggunaan bahasa Krama sejatinya tidak menyulitkan bagi anak namun kurangnya lingkungan yang mendukng serta pembiasaan yang tertanam di keluarga cenderung menggunakan bahasa Ngoko. Untuk mengatasi permasalahan tersbut maka ketiga lingkungan tersebut harus aktif dalam pembiasaan bahasa Jawa Krama.
(Penulis : Restu Ari Kurniawan S.Pd
GURU SMK NEGERI 1 KEDUNGWUNI/MBI)