Kembali, Grup Kesenian Wa'aong Tampilkan Seni Sintren di Tengah Masyarakat
- Redaksi
- Senin, 17 Januari 2022 13:02
- 135 Lihat
- Seni dan Budaya
Indramayu l Budaya Indonesia - Belakangan ini Grup Pelestari Seni dan Budaya Wa'aong kembali perkenalkan kesenian Sintren.
Pagelaran yang digelar di RTH Jatibarang, Desa, Jatibarang. Kec. Jatibarang, Kab. Indramayu mampu menyedot banyak masyarakat yang ingin menyaksikan secara langsung,(16/1/2022 ).
Kebudayaan di berbagai daerah pastinya mempunyai macam-macam arti dan tujuan tersendiri. Di Indramayupun demikian. Sebagian besar masyarakat Indramayu tentu tidak asing dengan budaya Sintren. Sayangnya, sekarang budaya ini mulai susah ditemui karena tergerus zaman.
Sebagai Pelestari dari Indramayu yang berkomitmen melestarikan seni dan budaya, Wa'aong telah memberikan kontribusi yang besar terhadap pelestarian seni dan budaya daerah. Grup yang tergabung dalam Wa'aong ini tak henti hentinya memperkenalkan seni dan budaya Berokan serta jaran Cecek.
Belakangan ini Wa'aong Grup mulai juga memperkenalkan kembali seni Sintren.
Pagelaran seni Sintren yang di gelar di sarana publik Ruang Terbuka Hijau ( RTH ) Jatibarang pada malam Minggu ini mampu membuat decak masyarakat yang hadir di tengah ruang publik tersebut, Dari masyarakat yang sudah tau kesenian Sintren hingga anak anak yang belum mengetahui kesenian Sintren.
Deni anak usia 11 tahun mengatakan " Saya baru tau kesenian Sintren, saya senang melihatnya. " Tuturnya polos.
Sedangkan Rahmat orang tua Deni juga mengungkapkan " Sudah sangat lama saya menyaksikan kembali kesenian Sintren, dulu di saat saya kecil masih sering melihat kesenian sintren.
Semoga dengan terus di lestarikannya kesenian Sintren, generasi sekarang bisa mengetahui kesenian daerahnya sendiri." Ungkapnya.
Sementara Wa'anong sendiri menyampaikan " Terima kasih kepada pengelola RTH Jatibarang dan Sanggar SapuJogan yang telah mensupport dan memberikan ruang serta waktu untuk kami mementaskan pagelaran seni dan budaya dermayu.
Kami sebetulnya ini hanya sebatas ngamen dan berharap seluruh lapisan masyarakat terutama anak anak dapat menyaksikan secara langsung seni dan budaya daerah." Pungkasnya
Sintren adalah kesenian tradisional masyarakat Jawa. Kesenian ini terkenal di pesisir utara Jawa Tengah dan Jawa Barat, seperti Pemalang, Pekalongan, Brebes, Banyumas, Kuningan, Cirebon, dan Indramayu. Sebutan lain dari Sintren adalah Lair.
Dahulu kesenian sintren digelar di tempat yang luas, biasanya hanya beralaskan karpet. Tidak ada batasan antara penonton dan pemain, hal ini yang menggambarkan kesenian ini benar-benar merakyat.
Alat musik yang digunakan untuk mengiringi lenggak-lenggok penari Sintren pun sangat sederhana, hanya terdiri dari gendang, bambu besar dan kendi yang keduanya dipukul lubangnya menggunakan karet dari sandal agar muncul bunyi, ditambah dengan kemeriahan suara kecrek.
Seorang penari Sintren akan duduk dan disuguhkan seperangkat pakaian sintren lengkap dengan kacamata hitam, tak lupa kondisi kedua tangan diikat ke belakang dengan sapu tangan. Setelah didudukkan penari akan dikurung menggunakan kurungan ayam yang ditutupi kain untuk beberapa saat. Lalu, tembang yang dipercaya sebagai mantra akan dilengkingkan. Jika sudah ada gerakan dari penari ini menunjukkan bidadari telah merasuki sang penari, dibuktikan dengan pakaian penari yang awalnya masih mengenakan baju biasa berubah menjadi pakaian Sintren. ( Cp )