Makam Ki Ageng Di Surabaya Dan Konflik Penguasa Tanah Jawa
- Selasa, 18 Januari 2022 18:57
- 122 Lihat
- Tokoh
SURABAYA | Budaya Indonesia - Masih bulan syawal kami dari Media Budaya Indonesia ( MBI ) mengunjungi sebuah
situs pemakaman bersejarah di daerah kota Surabaya tepatnya di Jl. Ngangel,
Sebuah komplek pemakaman tua yang bertuliskan Makam Ki Ageng Pengging. ( 18/5/2022 )
Ada beberapa makam namun ada satu makam yang sangat disakralkan dan terdapat didalam sebuah cungkup besar ( seperti rumah petak ). Di dalamnya terdapat makam
seorang tokoh bernama Ki Ageng Pengging / Raden Kebo Kenongo anak dari Ratu
Pembayun ( Putri dari Prabu Brawijaya V ) dan Raden Jaka Sengara / Prabu
Andayaningrat /Eretz .
Saat kami bertemu dengan kuncen bernama Mas Andik,
Diceritakan bahwa komplek makam ini mulai direnovasi saat zaman Bu Risma
sebagai Walikota Surabaya dan Bapaknya mas andik sebagai kuncen, kemudian
diteruskan oleh dirinya sendiri, renovasi diteruskan kembali oleh Eri Cahyadi
sebagai Walikota Surabaya berikutnya.
Media Budaya Indonesia saat di dalam makam Ki Ageng Pengging
Menurut penuturan kuncen Ki Ageng Pengging saat wafatnya diapit oleh prajurit
dan beberapa panglimanya diantaranya Eyang Joyo sebagai panglima perangnya. Karena ada beberapa makam disekitar makam Ki Ageng Pengging dimana mereka semua adalah pengikut dan prajuritnya.
Penyerangan terhadap Ki Ageng Pengging
terjadi saat ingin menghadap Raja majapahit ( Eyangnya ) namun karena Kerajaan Demak mulai berkuasa kuat ( Raja Demak adalah Paman Ki Ageng Pengging )
merasa terancam bahwa didalam darah Ki Ageng Pengging mengalir darah Majapahit dan Kediri ( Prabu andayaningrat cicit dari Raja Kediri ), Maka dikirim
Sunan Kudus untuk mengeksekusi Ki Ageng Pengging dengan alasan sebagai
pengikut Syech Siti Jenar yang dianggap sesat oleh demak ( hanya Sunan Kali jaga yang tidak menganggap Syech Siti Jenar sesat ). Ki Ageng Pengging memiliki Putra bernama Raden Joko Tingkir / Karebet yang kelak sebagai penerus demak dengan mendirikan Kerajaan Pajang ( Sesuai dengan ucapan Sunan Kali Jaga dan Syech Siti Jenar bahwa kelak turunanmulah yang akan menguasai tanah jawa / nusantara ).
Kehadiran Ki Ageng Pengging tak hanya muncul di lintas sejarah yang terlupakan di Kerajaan Majapahit. Sosoknya bersama pengikutnya yang setia begitu tersohor di tanah jawa karena berani menolak untuk sowan ke Demak sebagai penguasa baru. Ki Ageng Pengging selalu bergumul dengan masyarakat banyak dengan memakai nama samara untuk melihat keadaan masyarakat meski didalam darahnya mengalir darah bangsawan tinggi namun tidak pernah jumawa selalu menolong masyarakat dan diteruskan ke anaknya Raden Joko Tingkir.
Dalam Babad tanah jawa yang dibuat dimasa Kerajaan Mataram nama Ki Ageng Pengging dan Joko Tingkir sangat dihormati ( karena yang tersirat Panembahan Senopati / Danang Sutawijaya pendiri Kerajaan Mataram merupakan anak dari Raden Joko Tingkir / Sultan Hadi Wijaya sebelum menjadi Raja Pajang).
( Untung
Surono )