Budaya Pinggiran Dalam Obral Obrol Ke - 27
- Redaksi
- Selasa, 22 Maret 2022 11:32
- 96 Lihat
- Seni dan Budaya
Indramayu l Budaya Indonesia - Obral obrol sebuah konsep kegiatan rutin yang dilaksanakan oleh Lembaga Kebudayaan Indramayu dan Lembaga Bahasa sastra Dermayu.
Ada yang berbeda dalam Kegiatan obral obrol ke - 27 , dalam kegiatan ini di hadiri juga Dewan Kesenian dan Kebudayaan Kab. Majalengka, dengan tema yang di angkat kali ini adalah budaya pinggiran,
Kang kijung dan Ocky Sandi Lemon, penyair dan Seniman dari majalengkayang juga hadir dalam acara, menyambut kegiatan obral obrol yang di laksanakan dengan sederhana akan tetapi tidak mengurangi kualitas dari kepedulian dengan budaya - budaya yang ada di Indramayu.
Bertempat di rumah pelukis kreatif Griya Primitif pimpinan Saitor Hidayat, Blok. Kemujing Desa Rancajawat Kec.Tukdana Kab.Indramayu, (21/03/2022). Selain giat diskusi hangat tentang kajian kajian budaya pinggiran, beberapa sajian kesenian tradisional, seperti berokan dan tari topeng kelana, serta persembahan musikaliasai puisi juga di persembahkan oleh penggiat - penggiat seni Indramayu.
Faris Al faisal sebagai moderator dalam kegiatan obral-obrol ke-27 saat di temui awak Media Budaya Indonesia di tempat kegiatan mengatakan, " Dalam kegiatan rutin ini kami mengangkat tema dengan tema Budaya Pinggiran, sengaja sengaja tema ini kita angkat untuk membincangkan budaya pinggiran dari sudut pandang penggiat budaya dari Indramayu dan Majalengka, bahwa budaya pinggiran merupakan nilai kearifan lokal yang ada, serta memperkaya budaya Nusantara," paparnya.
Acara juga di isi dengan pemberian cinderamata dari pelukis Saitor hidayat kepada Supali kasim selaku Ketua Bahasa dan Sastra Indramayu (LBSB)
Saitor Hidayat mengatakan "Saya merasa bahagia dan sangat senang ketika tempat saya di anggap layak untuk di jadikan tuan rumah untuk berkumpulnya para penggiat - penggiat budaya di Indramayu juga majalengka, tidak bisa saya sampaikan dengan kata - kata, kebahagiaan ini juga mewakili semoga para penggiat budaya yang di anggap pinggiran mulai mendapatkan perhatian karena kami bagian dari pelestari kearifan lokal," ungkap saitor penuh haru
(B.ay)