Lapas Oper Kapasitas, Ketum GPAN Desak Pemerintah Segera Eksekusi Napi Yang Divonis Mati

  • Redaksi
  • Senin, 24 Januari 2022 22:26
  • 89 Lihat
  • Tokoh

JAKARTA l Budaya Indonesia - Gerakan Peduli Anti Narkoba (GPAN) menyoroti langkah pemerintah yang belum melakukan eksekusi mati bagi bandar narkoba yang sudah divonis mati oleh hakim. Padahal kondisi Lembaga Permasyarakatan di sejumlah tempat sudah over kapasitas atau sudah penuh.

Ketua Umum Gerakan Peduli Anti Narkoba (GPAN),Brigadir Jenderal Polisi Purn Drs.Siswandi mendesak pemerintah segera melakukan eksekusi mati terhadap terpidana narkoba yang sudah divonis oleh jaksa menurutnya langkah tersebut sebagai strategi dalam rangka memberantas masalah narkoba di Indonesia," ungkapnya. 

Jenderal Purnawirawan yang pernah bertugas di (BNN) Badan Narkotika Nasional dan Ditnarkoba Bareskrim Polri ini mengatakan Indonesia merupakan pangsa pasar narkoba dunia.Maka dari itu pemerintah harus serius dan tidak main-main dalam memperlakukan para bandar narkoba.

Sampai dengan 19 Januari 2022 ini, kasus narkoba yang sudah dijatuhi hukuman mati sudah mencapai 266 orang, tapi mereka sampai saat ini masih mendekam di lapas. Kenapa belum dieksekusi ?," kata Siswandi beliau merupakan penasehat di organisasi Forum Organisasi Kemasyarakatan Anti Narkoba ( FOKAN ) saat konfirmasi pada awak media di Jakarta, Senin (24/01/2022).

Siswandi memaparkan saat ini jumlah Napi Narkoba mencapai 140.376 orang. Jumlah ini lanjutnya sudah over kapasitas mencapai 191 persen dibandingkan dengan Napi tindak pidana umum yang hanya 51,45 persen.

Saya mendesak pemerintah segera mengeksekusi para terpidana yang dijatuhi hukuman mati. Bagaimana Indonesia bisa terwujud " Bersih Narkoba" penanganannya seperti ini segera eksekusi hukuman mati," ucap Siswandi.

Siswandi menambahkan BNN dan Polri sudah bekerja keras dan bersusah payah mengungkap jaringan sendikat internasional dengan barang bukti (BB) jutaan butir XTC berton-ton dan dan narkoba jenis sabu dan pengadilanpun sudah memvonis hukaman mati namun tindak lanjutnya belum terjadi apa-apa untuk apa ada upacara seremonial tapi nyatanya setiap tahun narkoba meningkat," tanya Siswandi.

Ironisnya, kata Siswandi jangan nanti berimbas pada aparat yang enggan untuk mengungkap lagi atau akan terjadi eksekusi mati di lapangan.

Indonesia darurat Narkoba bangsa ini sudah masuk dalam bencana Narkoba.Sangat gawat republik ini yang sudah perang Asimetris khusus Narkoba," pungkasnya. ( Red )

Komentar

0 Komentar